Tuesday, January 12, 2010

PENGHANCUR PERSAHABATAN

Penghancur Persahabatan

Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah. Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya. Persahabatan tidak terjalin secara automatik tetapi memerlukan proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya.

Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur - disakiti, diperhatikan - dikecewakan, didengar - diabaikan, dibantu - ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian. Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya. Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah. Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataan kasih dari orang lain, tetapi justru ia berinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.
Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis.
Semua orang pasti memerlukan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.

Beberapa hal seringkali menjadi penghancur persahabatan antara lain:
1. Masalah bisnis UUD (Ujung-Ujungnya Duit) 2. Ketidakterbukaan 3. Kehilangan kepercayaan 4. Perubahan perasaan antara lawan jenis 5. Ketidaksetiaan. Tetapi penghancur persahabatan ini telah berhasil dipatahkan oleh sahabat-sahabat yang teruji kesejatian motivasinya. Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri. "Dalam masa kejayaan, teman� mengenal kita. Dalam kesengsaraan, kita mengenal teman� kita." Ingatlah kapan terakhir kali anda berada dalam kesulitan. Siapa yang berada di samping anda? Siapa yang mengasihi anda saat anda merasa tidak dicintai? Siapa yang ingin bersama anda pada saat tiada satu pun yang dapat anda berikan? Merekalah sahabat� anda. Hargai dan peliharalah selalu persahabatan anda dengan mereka.

CINTA REMAJA TIADA MAKNANYA, XSETUJU? RENUNG2KANLAH...

Ya. Siapa tidak tahu lagu Pencinta Wanita ini? Para remaja malah belia sibuk mensiulkannya. Tidak hairan. Bukan setakat lagu ini. Setiap musim dan setiap tahun pasti ada lagu yang juaranya. Pasti ada artis yang mempeloporinya. Bukan baru. Sejak era Televisyen warna, malah sejak peneganalan televisyen hitam putih dan suasana sebuah radio satu kampong di tahun-tahun 60-an, 70-an awal kemerdekaan tanah melayu, lagu-lagu cinta telah rancak berkumandang di seluruh Negara. Dari zaman p ramlee sampai Dian Sastrowardoyo, kini Irwansyah, tema cinta akan bersemi selamanya dalam arena seni Negara, dominan dalam masyarakat, sehingga diperdengar di kafe-kafe, dalam bas, kereta peribadi, rumah-rumah, malah festival-festival, besar atau kecil. Nama Asmawi Ani barangkali masih belum lenyap ditimpa tsunami zaman.

Cinta diperhebat. Sms on cinta. Iklan yang selalu mengisi iklan televisi. Ada apa dengan cinta barangkali sudah dikira filem lama. Juga Cinta Kolestrol. Filem "Cinta" tajaan Shurah - yakin dan suci -, sebuah kisah tentang kasih pun belum tentu filem terbaru. Kisah cinta artis mencintakan lagi cinta. Mawi dan Ina adalah sebuah kubur cinta. Cinta zulaikha lain pula. Ruangan Hiburan akhbar perdan Utusan Malaysia pun tidak terlepas soal artis dan cinta, apalagi lambakan tabloid yang terbilang, walaupun mungkin tidak cemerlang. Belum berbicara soal cinta antarabangsa.

Malaysian Idol, Akademi Fantasia, dan sebilangan lagi program perdana Negara menyemarakkan lagi bunga-bunga cinta. Keabadian Cinta, Menyemai Cinta Bersamamu, dan pelbagai lirik cinta lagi. Budak-budak sekolah pun sejak kecil lagi diajar bercinta. Tentang Cinta Kanak-kanak barangkali adalah tajuk tepat Tentang Bulan.

Iklan di mana-mana adalah iklan pasangan cinta. Setiap hari anda dapat melihat. Di kaca TV, di papan iklan tepi jalan, di koc-koc tren, di mana-mana, iklan-iklan peragaan pasangan lelaki dan wanita. Iklan-iklan syarikat telekomunikasi adalah bukti yang nyata.

Karnival-karnival dan konsert-konsert adalah perhimpunan umum dan tahunan pasangan-pasangan cinta. Dari seluruh pelosok kota, mari kita berkumpul dan bersuka ria. Peduli apa, dunia ini kita yang punya. Sampai pagi, macam tidak biasa. Kita anak muda. Gwen Stefani, layan saja. Konsert merdeka, merdekakan diri kita dari segalanya! Dunia tanpa batas slogan kita.

Cinta adalah dunia kita. Cinta adalah media kita. Cinta adalah persekitaran kita, di mana-mana, orang bertuturkannya, di mana-mana orang bercinta. Di mana-mana, setiap tika, para remaja bernafaskan oksigen cinta, makan minum cinta bersama si dia, menghirup sup cinta, jus cinta, membaca cinta, bermain cinta, berborak cinta, bercinta cinta, memandang dengan mata dan hati cinta, serta nafsu diraja. Cinta adalah restu ibu bapa kita, asal tidak cemar nama keluarga. Cinta adalah promosi perdana. Cinta adalah bi'ah (suasana) kita. Cinta adalah tarbiyah (pendidikan) kita. Cinta adalah lagu siulan kita, cinta adalah filem tontonan kita, sardin "cinta" ada di pasaran kita, cinta adalah makanan kita, cinta adalah wine dan beer yang kita mabuk kerananya.

Cinta dan cinta. Memenuhi jiwa. 24 Februari hari kita meraikannya, secara perdana. Di KLCC, mall-mall, taman-taman, jalan-jalan, restoren-restoren, bahkan di kilang-kilang, di kampus pengajian, di warung-warung dan di mana-mana. Kita hadiahkan bunga cinta. Kita makan malam cinta, kita pasang lilin cinta, dan kita lena dalam penat cinta. Kita mimpikan cinta, mengigau cinta dan angau cinta.

Bangun-bangun, "aku pencinta wanita" sudah bergema. Dunia telah asyik dalam cinta, hingga "remaja bercinta" adalah biasa. Maaruf (yang terkenal). Siapa yang tidak bercinta, dia pelik (gharib), ajaib. Mundur. Hina. Tiada kelas. Tidak laku. Tak cool. Ketinggalan zaman. Dan sebagainya.

Dengan hebatnya tiupan taufan cinta, besarnya gelombang ombak cinta, melatanya pasangan-pasangan panas cinta, lalu, semua orang pun mahu bercinta. Remaja bingkas. Berlumba. Berduyun-duyun. See you d IPT. Fon genggam dan kecanggihan teknologi ICT, membantu tumbuh segarnya cinta. Cinta temu fizikal dan cinta temu maya. Fon bordering. Sms sent. Buzz!! Icon J ... mms. suburnya cinta, dibantu teknologi maya. Dari ladang maya kasih, tumbuh segar cendawan cinta, selepas hujan propaganda massa media. Restoren-restoren cinta dipenuhi para remaja, gadis muda mudi, memadu cinta dalam burger kea-ef-si, menghirup beer akar a&w, membahagi pecahan tepung italia di pondok pizza, meleseri kaki lima puluh pasar-pasar mega, bertenggek berdamping dalam gelap panggung, menjerit meraung seronok dalam koster berpusing, berbasah kuyup dalam ombak pantai cinta, dan seribu dua puluh tiga keseronokan apabila dua remaja lain jantina bersama.

Lalu, apa? Salahkah cinta? Bukankah kita dijadikan berlainan bangsa dan jantina, supaya saling mengenal dan bercinta? Jangan hendaknya kita saling bergaduh dan huru hara sesama kita? Cinta masa remaja, itu kan seperti satu fasa persediaan menghadapi hidup sebenar berumah walaupun mungkin tiada tangga? Kalau saling tak mengenal, bagaimana mahu membina bahagia di masa depan sana?

Ya, remaja. Kami pun pernah remaja, dan kami amat memahami jiwa remaja. Remaja memang butuhkan (perlukan) cinta. Ya, cinta memang tidak pernah bersalah. Tidak pernah ada salahnya pada cinta. Setiap orang membutuhkannya. Maka, tika engkau sudah membutuhkannya, wahai remaja, bercintalah kamu dengan cinta yang benar dan sebenar. Iaitu kahwinlah! Kerana inilah satu-satunya jalan pembuka tirai cinta yang benar dan menjanjikan kehidupan paling bahagia.

Tapi, kami tahu, bukan sedikit dari kalian yang terkejut, apabila kami menganjurkan kepada kalian "Kahwinlah!". Ya, kami tahu kalian masih belum bersedia. Masih terlalu awal kata kalian. Belum bersedia, boleh di"sedia"kan. Bersedialah mula sekarang. Masih terlalu awal? Itu kata kalian tika belum kahwin. Sesudah kahwin, kami seperti yakin bahawa kalian akan mengubah jawapan, malah dengan penyesalan, "kenapa aku tidak kahwin lebih awal?", dan baru kalian tahu bahawa ia bukan masih awal, tapi telah lewat untuk kalian kahwin. Tapi, telah lewat tidak bermakna kalian memperlewatkan lagi, kerana "alang-alang" sudah terlewat. Tapi, justeru, kerana telah terlewatlah, kalian perlu bersegera, secepatnya. Seperti kalian telah terlewat ke kuliah, bukanlah patutnya kalian lewat-lewatkan lagi, atau tidak pergi terus (ie tidak kahwin langsung), tapi justeru kalian berlari, bersegera, ke kuliah (ie kepada perkahwinan) yang bakal menjanjikan kebahagiaan damaian tenang hidup masa depan.

Telah tiba masanya. Kalian membutuhkan cinta. Cinta dari seseorang yang istimewa. Yang lain jantina. Yang akan memenuhi keperluan. Sosiologis, biologis, psikologis dan lain-lainnya. Maka, berkahwinlah, apabila kalian telah mampu. Kenapa kalian tidak berani untuk mencari cinta yang halal? Tapi, berani kalian mencuba-cuba, mencari cinta yang haram? Yang bukan milik kalian. Kalian mengambilnya, walaupun si dia mungkin suka (ie redha), tapi bagaimana dengan si Dia? Anda telah melewati batas-Nya? Tidakkah kalian takut pada Allah untuk mencari cinta yang belum dihalalkan pada anda. Cinta tetap cinta. Sebelum atau selepas kahwin, ia tetap cinta. Yang berbeza, hanya dosa dan pahala. Saham neraka atau pelaburan syurga. Anda diberi pilihan untuk memilihnya. Maka, kahwinlah!
Apalah yang ada kurangnya pada perkahwinan? Ia penghancur sebuah keseronokan? Ia pengakhir masa bujang? Ia penamat masa keremajaan? Ia pengikat kebebasan? Ia mengeluarkan kita dari medan keseronokan dosa dan hawa? Itulah racun-racun syaitan. Yang mahu memperpanjangkan tempoh bujang, tempoh keseorangan, tempoh kesepian, tempoh kesengsaraan, membuka jalan-jalan noda, sedang kalian telah membutuhkan hadirnya cinta, terdampingnya seseorang secara sah, halal dan aman.

Perkahwinan, adalah sebuah penyelesaian kepada masalah berpanjangan remaja yang memerlukan teman. Ia adalah sebuah keperluan. Ia adalah pintu keselamatan. Ia mengumpulkan pahala dan menjauhkan dosa. Ia mematangkan fikiran. Ia membahagiakan. Ia adalah sumber ketenangan, kestabilan, kesejahteraan. Berkahwinlah! Kalian yang telah berkemampuan.

Betapa ramai kalian yang telah membutuh dan menginginkan, serta mencita-citakan sebuah kehidupan lengkap perkahwinan yang membahagiakan, tetapi belum berkemampuan. Berdoalah supaya Allah mempermudahkan! Berusahalah mempersediakan segala kelengkapan. Persediaan dalaman dan luaran. Ilmu dan iman, financial, material dan lain-lain.

Kalian yang belum berkemampuan!

Bersabarlah dan jagalah diri dari terjerumus ke lembah larangan dan kehinaan. Berpuasa dan jaga pandangan mata, adalah dua kunci utama, yang akan banyak menyelamatkan jiwa, dan iman.

Janganlah cuba mendekati yang belum halal buat kalian, baik orangnya atau perbuatan. Sekalipun, ia (terutama ‘orangnya') akan menjadi halal pada masa depan, tapi sekarang ia belum. Belum halal, dan belum masanya. Ia belum milik kalian. Sang lelaki, janganlah kalian mendekati si perempuan. Sekalipun, ia akan jadi milik kalian, di masa depan. Kerana sekarang, ia masih haram. Ia belum milik kalian. Tidak ada alas an. masa depan tidak akan pernah menghalalkan masa sekarang. Perkahwinan dan bukan perkahwinan adalah perbezaan. Sekalipun, kalian telah mengikat janji setia akan melangsungkan perkahwinan, janji setia adalah janji setia. Janji setia bukanlah perkahwinan. Janji setia tetap tidak menghalalkan apa yang haram. Hanya perkahwinan, jalan syarie yang bisa menghalalkan.

Kalian yang belum berkemampuan dan belum berikat janji setiaan!

Janganlah kalian saling berdekatan dengan alasan, mahu saling berkenalan, supaya serasi dan bisa mengikat persetiaan. Yang haram tetap haram dan yang halal hanyalah yang telah jelas halalnya. Kebahagiaan adalah milik Allah. Kebahagiaan masa depan, Dia yang anugerahkan. Siapa yang dekat dengan-Nya, beriman pada-Nya, patuh pada arahan-Nya, akan dikurniakan kebahagiaan perkahwinan. Bagaimana kalian mahu dapatkan kebahagiaan masa depan yang dimilik Tuhan itu, jika kalian awal-awal lagi telah tidak patuh pada-Nya? Mahukah kalian memberikan sesuatu milik kalian kepada seseorang yang tidak mahu mengikut kata kalian, tidak mahu patuh pada arahan kalian. Kebahagiaan bukanlah dicari dengan keserasian sebelum perkahwinan. Pembentuk kebahagiaan masa depan bukanlah banyaknya perjumpaan antara bakal pasangan atau kerapnya pertemuan atau kebersamaan sebelum perkahwinan. Pembentuk kebahagiaan masa depan bukanlah acapnya perbualan, perkongsian, senda gurau dan intim mesra sebelum perkahwinan, tetapi penjamin kebahagiaan masa depan adalah bersihnya masa sebelum kahwin dari dosa-dosa dan laku yang haram. Penjamin kebahagiaan masa depan adalah ketaqwaan kepada Allah pada masa sebelum kahwin, dengan menjaga halal haram perhubungan, dan menjauhi maksiat perjantinaan. Makin banyak perbualan, perkongsian, senda gurau dan intim mesra sebelum perkahwinan, makin sedikitlah yang berbaki untuk selepas perkahwinan. Manis telah disepah awal-awal, madu telah dihisap sebelum masa, maka tinggallah tawar dan hambar sahaja apabila masa yang sepatutnya telah tiba. Allah pun tidak mahu lagi menambahkan bahagia pada hamba-Nya yang telah awal-awal gelojoh, tamak dan derhaka pada-Nya. Kerana itu, tidak hairan kita melihat dalam ummah, manis dan gemilang pasangan sebelum perkahwinan, tapi bercerai berai setelah disatukan. Pelikkan? Padahal, setelah disatukan (dengan halal lah) justeru semakin padu keserasian, perpaduan, kemanisan, dan kegemilangan kebersamaan. Pokoknya, kerana melanggar arahan Tuhan, nikmat dunia lagi akan kehilangan.

Kalian yang belum berkahwin!

Jauhilah perhubungan dua jantina sebelum kahwin. Sedemikian banyak kemanisan yang dikecap antara hubungan dua jantina sebelum kahwin, sedemikian banyaklah kemanisan yang akan ditarik Allah sesudah di alam perkahwinan. Malanglah! Betapa manisnya masa cinta sebelum kahwin, hanya pahit dan sepah yang tinggal selepas kahwin, semua madunya telah dihisap dengan rakus dan tamak sebelum kahwin.

Kalian yang belum berkahwin!

Jauhilah perhubungan dua jantina sebelum kahwin. Ia hanya tipu daya yang menipu anda di depan mata. Sebelum kahwin, kedua-duanya baik-baik dan manis saja, kerana kedua-duanya pula adalah pelakon terbaik dan sanggup berkorban apa saja untuk mendapatkan apa yang dicita. Setelah didapat (berkahwin), hilanglah segala yang dilakonkan, hilanglah madu, manis dan baik-baik, yang tinggal dan timbul hanya yang sebenar, yang tawar, hambar. Tiada lagi pengorbanan dan kesanggupan yang tinggi. Kebersamaan seolah tidak beerti dan tidak manis lagi. Bahagia telah pergi. Yang ada hanya sengsara, akibat keterpaksaan bersama, kerana kehidupan telah dibina, putra-putri telah berusia, perpisahan hanya akan mengundang lebih besar bala, dan malu dalam masyarakat. Lalu, hiduplah, bersama walau tidak sehaluan, tidak bahagia. Inilah denda, azab, sengsara dunia, kerana melampaui hak Allah sebelum perkahwinan masa remaja.

Kalian yang belum berkahwin!

Jauhilah perhubungan dua jantina sebelum kahwin. Jauhilah dari suka bersama-sama sekalipun untuk tidak berbuat apa-apa, jauhilah dari bersama walaupun bukan di tempat gelap gelita, jauhilah dari sentiasa bersama walau dalam terangnya cahaya, jauhilah dari sentiasa bersama walau hanya sekadar untuk berehat-rehat dan berhibur saja. Kerana, kebersamaan yang tidak ada apa-apa adalah kebersamaan di depan manusia, dalam terang cahaya. Tapi kebersamaan akan mengukuhkan "kebersamaan", dan di ujung-ujungnya akan menjadikan dua raga yang berbeza berpadu dalam raga yang "sama". Kebersamaan akan mengukuhkan kebersamaan, dan akan menuntut kebersamaan sehingga ia menjadi tabiat yang sukar dipisahkan, sehingga ia menjadi satu ketagihan untuk bersamaan, padahal belum kahwin, sedang manusia tidak sentiasa ada bersama kita, manusia tidak akan sentiasa di depan kita, terang akan tiba waktu gelap pula, sedang kebersamaan dengan ketagihannya akan terus bersama, dan apa lagi kalau sudah gelap, dan orang sudah tiada, kebersamaan akan memadukan manusia menjadi paduan yang sama. Dan syaitan akan meloncat ronta gembira!

Lelaki yang belum berkahwin!

Pasti saudara pernah mendengar ungkapan "dari mata jatuh ke hati". Ya, memang dari mata akan jatuh ke hati kerana mata adalah pancaindera yang menerima sumber atau input data. Hati adalah pemproses yang akan menentukan nilaiannya. Saudara memilih dan membeli barang di pasaran setelah melihat, memerhati dan telah jatuh hati. Ya, apabila saudara melihat saudari dengan mata, ia akan jua dinilai oleh hati. Baik buruknya. Cantik kurangnya. Mata dan hati, pancaindera dan organ adalah ciptaan Tuhan yang suci. Tapi punya peranan yang bisa dipositifi atau dinegatifi, tergantung kepada nakhoda si pengemudi diri. Maka, saudara, jagalah pandangan mata! Supaya hanya terpandang dan memandang yang baik-baik saja dan yang mendatangkan kebaikan saja. Kerana boleh jadi, sesuatu itu baik, tetapi tidak akan mendatangkan kebaikan, bahkan menambah keburukan, dosa dan noda jika dipersalahguna. Kecantikan pada wajah si putri itu baik, dan elok sekali, untuk kemantapan rumahtangga berkeluarga. Tapi, awas, kecantikan yang bukan atau belum milik saudara itu berbahaya untuk dipandang-pandang lama, diulang-ulang pandang, ditenung-tenung dengan penuh rasa, kononnya menjiwai kecantikan makhluk ciptaan Yang Esa. Ya, memang indah ciptaan makhluk Yang Esa itu, tapi apakah saudara telah punya autoriti untuk menikmatinya. Kalau bukan yang saudara punya, tentu tidak boleh. Menceroboh namanya. Mengambil hak oang itu, mencuri. Mahu jadikan ia, hak anda, berkahwinlah!

Lelaki yang belum berkahwin!

Jagalah pandangan mata. Jangan biarkan ia terlepas liar, tambatlah pada tali taqwa berpelunggulkan iman. Janganlah biarkan pandang mata anda hinggap pada badan-badan manusia yang tidak bertutup, janganlah ia melihat pada manusia yang pakainya tak ubah seperti pembalut nangka, janganlah membiarkan ia melihat secara lutsinar pandangan pada objek-objek yang tidak sepatutnya, janganlah ia dibenarkan menikmati pemandangan bukit bukau dan lurah cerun yang tidak halal baginya, janganlah ia jatuh bertentangan lama mata antara dua jantina, kelak mengalir arus-arus syaitan yang berlari sepantas panahan, membawa virus bayang-bayangan dan ingatan, yang akan menjelma pada masa-masa depan, masa keseorangan, masa berangan-angan, masa khayalan, masa kesepian, kelak nanti mendorong kemaksiatan.

Perempuan yang belum berkahwin! Juga.

Jagalah pandangan mata. Kerana mata saudari itu adalah kuasa yang dipinjamkan-Nya. Kuasa tarik yang maha kuat. Yang maha tajam. Bisa menembus benteng kekuatan iman sang lelaki. Kuasa tusukan panahan yang maha bisa hingga membuatkan orang tersiksa dan ketagih untuk melihatnya lagi. Andai tidak bisa melihat lagi, ia terus tersiksa, dan merana, dan terus menyimpan cita-cita dan ia susuli dengan usaha hingga bisa dua mata dari lain jantina itu bisa bertentang lagi. Padahal, pada pertentangan itu tidak ada lain kecuali panahan syaitan dan murka Allah saja. Awas. Jagalah pandangan matamu sang putri, demi menjaga kesaliman iman saudaramu seagama tapi berlainan jantina, sang lelaki. Jagalah pandangan matamu, kerana engkau tidak buta. Dan dia yang melihat juga tidak buta. Dan bagaimana sekiranya kamu dijadikan Allah buta? Tidakkah kamu bersyukur dengan ketidakbutaan kamu? Mengapa mahu lagi kamu derhaka pada perintah aturan-Nya?

Buat putri,

Jagalah kemuliaan jiwa dan ragamu. Pada dirimu itu tidak ada lain hanya kemuliaan. Rupa wajah, paras potongan, bentuk ciptaan, dan aurat adalah kemuliaan yang Allah jadikan padamu, untuk menguji orang yang beriman, kamu dan manusia lain. Maka, kemuliaan itu, peliharalah, jagalah, lindungi ia, tutupilah, jangan dedah-dedahkan, kelak terkena kotoran, tercalar oleh sentuhan haram lagi terlarang, kelak diguris orang, kelak disambar, diterkam sang pemandang, pengintai, pemerhati, yang memandang dan menyimpan, cita-cita memiliki dan menguasai.

Duhai putri,
Labuh-labuhkanlah. Jangan singkat-singkatkan. Labuhkanlah hijab (tudung kepala). Jangan singkat-singkatkan. Biar sampai menutupi bentuk-bentuk badanmu. Biar sampai menutupi dadamu, dari depan, dan sisi. Labuhkanlah jilbab (pakaian badan), dan longgar-longgarkanlah. Biar ia melepasi, paras yang menjadi sensitivity. Janganlah sekadar mengambil nama, asalkan pakai saja. Pakailah kerana tujuannya. Tujuannya untuk menutupi, untuk menghalang dari dipandangi, maka, tutupilah selayaknya, sesempurnanya. Janganlah telah ditutupi semuanya, tapi seperti pembalut nangka, kulitnya tidak nampak, tapi bulat lepernya semua orang tahu, bentuknya! Bentuknya! Jagalah bentuknya, supaya bentuknya pun orang tidak tahu. Supaya bentuknya pun tidak melemparkan kamu, dan melemparkan orang yang memandangnya kea pi yang menyala. Bentuk adalah satu kuasa, bentuk adalah amanah Allah padamu supaya dijaga, bentuk adalah satu bentuk ujian kepada kita. Maka, bentukmu, jagalah!

Putri, janganlah berlunak manja, dengan lain jantina. Pada suaramu ada aura, ada aurat, dan ada kuasa, ada gravity, dan tarikan lunak manja. Apalagi, kalau aurat fizikal sudah tidak terjaga, atau tidak sempurna tutupnya, lebih parah dan bahaya. Tetapi, jika aurat fizikal sudah dilitup syumul semuanya, pun suara masih kena dijaga, kerana ia bisa jadi bahaya, apabila dilunak manja, dilemak lentukkan lengguknya, ditambah bunga bahasa, yang segar dan wangi pula, lebah mana tidak teruja? Lebah itu nampaknya bergaya, terbang ke sini sana, riang ria, tapi awas! Lebah itu berbahaya. Madu diserapnya, dan manusia pun disengatnya. Jagalah suara, jagalah bahasa, dan intonasinya. Kalau pun dia sang lebah berjaya mengawal kehendaknya, tapi siapa yang bisa menidakkan dosa, apabila ia telah terlaksana, (ie apabila suara telah dibicarakan dengan lemak manja lunak menggoda).

Bukan kerana Tuhan tidak menyayangi, bukan kerana Dia tidak Adil, lalu Dia menetapkan bermacam-macam ketidakbolehan, halangan, larangan, ikatan, kesempitan padamu, sang putri! Bukan! Bukan! Justeru Dia menyayangi saudarilah, dia menyediakan system pengurusan diri saudari dengan sedemikian aturan, standard, dan prosedur, yang komprehensif, efektif, supaya saudari selamat, jiwa dan raga (selamat jiwa dari dosa, selamat raga dari bahaya). Putri, apabila keluar dari rumahmu, tahanlah dirimu dengan kesabaran dari berhias. Badanmu itu sendiri sudah satu perhiasan yang sangat cantik, yang bisa menarik manusia, tiada siapa yang bisa menafikannya. Apalagi jika saudari tambahi dengan perhiasan luaran. Bertambahlah tarikan. Sedang Tuhan tidak mengkehendaki saudari dari mentertarikkan orang, supaya jauh dari maksiat dan ketidakselamatan. Maka, tahanlah diri dari berhias! Pada wajah, pada badan dan pada pakaian. Allah itu memang Maha Cantik dan Menyukai kecantikan. Tapi, berpada-padalah dengan kecantikan dan biarlah ia menempati keperluan. Berpakailah sekadar kemas, tidak comot, tapi bukan sampai berlebihan dengan hiasan, wangian, warna-warna ranggi dan garang, memikatkan, sehingga mentertarik setiap mata yang terpandang, atau memandang. Sembunyikanlah dulu perhiasan, biar manusia tidak tahu tapi Tuhan Maha Tahu. Dan bunyi-bunyian, dari mata rantaian, yang mengelilingi dan melingkari tangan-tangan, atau kaki-kakian, locengan dan hentakan dari sepatu, senyapkanlah.

Tuhan Maha Tahu, bahawa engkau tidak bisa mematikan nafsu, kehendak dan ingin yang mahu, menunjukkan bahawa engkau adalah makhluk yang hebat, cantik, dan menarik. Engkau mahukan perhatian, dipandang, dan diberi pujian. Engkau mahu menunjukkan, engkau adalah sebaik-baik perhiasan. Engkau mahu berhias-hiasan, bercantik-cantikan, berwangi-wangian, menarik dan menawan dalam pandangan, kerana itu semua karateristik idaman, karakteristik syurga yang diharap balasan, maka bernikahlah! Ia menghubungkan manusia. Ia mendamaikan jiwa. Ia menukarkan dosa kepada pahala. Ia menghalalkan yang haram. Ia membenarkan yang dilarang. Ia tempat kepuasan. Ia tempat untuk berhias-hiasan, bercantik-cantikan, bersenang-senang seronokan, tempat untuk mempamerkan segala kehebatan, ia adalah hak anda yang telah dihalalkan. Kelak, berhiaslah sehias-hias dan sepuas-puasnya, dalam lingkungan kamar, dan dalam rumah anda, dan peragakanlah, pertontonkanlah kepada si dia yang telah halal pada anda.

Berkahwinlah! Belum mampu? Bercita-cita, bersedia, dan berusahalah! Sedang menunggu masa, bersabarlah dan berpuasa! Sesungguhnya ia benteng. Dan menjaga kehormatan diri, dari noda dan dosa. Jauhi supaya tidak terhampiri, kerana apabila sudah hampir, tidak dapat lagi lari, syaitan telah mengelilingi. Sucikanlah diri. Berdoa dan minta diampuni. Berdoa dan minta dipeliharai, oleh Allah sendiri. Berdoalah, dan minta dipandui. Berdoalah, supaya cepat dan selamat diijabkabuli. Dan berdoalah, supaya bahagia yang menanti.


Berdoalah, kerana Dia Maha Mendengar, dekat dan mengkabulkan.
Berdoalah, dengan takut (dosa-dosa yang lepas) dan harap (diampuni).

TIPS BERURUSAN DENGAN LELAKI


Berikut adalah 5 tips bagaimana berurusan dgn lelaki ajnabi. Tips2 ni
> telah dikongsi oleh seorang sahabat yg amat disenangi oleh kaum wanita dan
disegani oleh kaum lelaki. Semoga dgn mengamalkan perbatasan perhubungan
ini, akan lebih suci bagi hati kita dan bagi hati mereka. Sama2 lah kita menjaga hati.

> 1. Elakkan berurusan dgn lelaki. Kalau ada peluang utk minta tolong dgn
perempuan, mintalah tolong dari perempuan. Disebabkan limitation kemampuan
perempuan seperti repair kereta, repair laptop dan lain2, maka terpaksalah
minta tolong dari org lelaki.

> 2. Kalau terpaksa contact orang lelaki, gunakanlah medium perantaraan
dalam bentuk tulisan, seperti SMS, email, atau nota kecil
. Gunakan
perkataan2 formal, bukan bahasa pasar. Contoh: Maaf, (bukan sorrie..),
Terima kasih (bukan time kaceh). Lagi satu takyah la buat smiley face ke
(^_^), gelak2 ke (hihihih), dan lain2 yg kurang berfaedah. Elakkan bercakap
melalui telefon kalau belum desperate. Ini kerana suara wanita amat lunak
dan boleh menggetarkan jiwa lelaki. Sampai Allah pun kena sound kat org
pempuan supaya keraskan suara. Rujuk qur'an surah Al-Ahzab ayat 32:"Wahai
isteri2 nabi, kamu bukanlah seperti perempuan2 lain jika kamu bertaqwa.
Maka
jgn lah lemah lembutkan suara dlm berbicara, sehingga bangkit nafsu org yg
ada penyakit dlm hatinya, tetapi ucapkanlah perkataan yg baik” Kalau rasa
ayat ni ditujukan kepada isteri2 nabi je, lembut2kanlah suaramu dan lihatlah
kesannya. Apabila arahan ni diberi kepada isteri2 nabi, sepatutnya kita
juga menyahut seruan tu utk
mencapai darjat yg sama seperti mereka, darjat wanita2 yg bertaqwa, dan
darjat wanita2 yg terpilih. Best kan?

> 3. Tundukkan hati : Apabila terpaksa berurusan dgn lelaki, kita sepatutnya
merasa bulu roma kita meremang, kerana takut pada Allah. Kita sangat takut
sekiranya disebabkan kita, lelaki ni tertarik kepada kita. Waktu berdepan
dgn lelaki2 tu, byk2 lah berdoa, "Ya Allah, jgnlah Kau buatkan lelaki ini
tertarik kepadaku. Jauhkan pandangannya dari panahan syaitan."

> 4. Tundukkan pandangan. Jangan tertipu dgn matapelajaran communication
skills yg kita belajar kat uni dulu; "make eye contact with the person
you're talking to".
bende tu applicable kalau kita becakap dgn org yg sama
jantina sahaja.
Kalau ada eye contact dgn org yg berlainan jantina, kita
akan mendapati theory "dari mata turun ke hati" tu betul. so, be careful dgn
pandangan mata. Para sahabat dulu pun, Allah perintahkan supaya tahan
pandangan apabila mereka berurusan dgn isteri2 nabi. Cuba rujuk surah
al-ahzab ayat 53; "....Apabila kamu meminta sesuatu dari isteri2 nabi,
mintalah dari belakang tabir. Itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.."
Kita bukan disuruh membawa tabir ke mana2 kita pergi. kalau susah sgt nk
jaga mata, tutuplah pandangan dgn buku ke, ngan file ke. Kita lihat betapa
Allah sgt ambil berat masalah hati para sahabat n isteri2 nabi supaya mereka
tak tewas ke dalam kemungkaran. Kalau kita pun nk jadi sehebat diorang,
kenalah buat apa yg diorang buat. Takkan nk tunggu Allah sebut nama kita dlm Qur'an baru nk buat kot. Cth: "Wahai Cik Huda.. taatilah suamimu..." Isk2. tak layak nye..

> 5. Cepatkan urusan. Ni mungkin applicable kepada students/ org yg dah
kerja yg terpaksa berurusan dgn team mate lelaki. Dah tak boleh elak, dia je
team mate kita. So, apa2 kerja yg nk dibuat bersama, buat je la keje tu.
takyah nak borak2, tanya hal peribadilah, gelak2 lah, buat lawaklah.. tak
perlu tak perlu. Siapkan keje cepat2, then pergi. Perbincangan buatlah di
tempat yg proper dan berurusanlah secara professional. Mcm csi plak...

Mostly, aq pon pernah terbuat juga benda yang x sepatotnya...dan aq berusaha untuk mengelakkannya. insyaAllah, kita terhindar dari sume tu..Semoga bermanfaat dan semoga kita dikenali sebagai wanita mu'minah yg ada identity, yg taat pada perintah Allah dan takutkan hari pembalasan.Semoga tidak melalaikan diri kita dan org yg menerimanya.
>
Jaga diri, hiasi peribadi. (",) > wassalam...> Berpesan² pada kebenaran

SEPINGGAN DOSA BERULAM PAHALA

Ustaz Hazrizal @Abu Saif. -- Sesungguhnya saya gusar malam ini. Saya telah menerima email dari seorang muslimah dan saya menggunakan istilah muslimah untuk mengistilahkan dirinya di alam realiti.

Namun masalah yang muslimah ini hadapi menjadikan saya sugul.
Percaya atau tidak, kes sepertinya sudah amat banyak yang sampai kepada email saya secara anonimus. Supaya warga kampus bangun mencelikkan mata, saya perturunkan salinan email jawapan saya kepada muslimah tersebut (secara anonimus), untuk muhasabah pembaca sekalian.
Kepada Allah juga saya mohon petunjuk dan perlindungan…


Assalamualaikum WBT.Terdiam ustaz membaca email ukhti.Kerana ini adalah email yang entah ke berapa menceritakan kes yang sama.
Percaya atau tidak, kes seperti ini semakin menular di kalangan generasi ukhti, sekurang-kurangnya pada apa yang sampai ke pengetahuan ustaz. Ustaz perlukan banyak masa untuk merenung dan berfikir, di manakah silapnya.


Antara kes sebelum ini, seorang muslimah berjubah dan bertudung labuh sangat mengasihi teman lelakinya. Jam 4 pagi, beliau menghantar sms mengingatkan teman lelakinya agar bangun bertahajjud… tetapi kemudian rahsianya terbongkar bahawa muslimah itu sebenarnya adalah ISTERI ORANG.


Semakin ramai siswa dan siswi cuba menjustifikasikan bahawa cinta mereka adalah suci kerana mereka ber’sms’ hal-hal iman dan amal, sedangkan yang terangsang bukanlah keinginan untuk beribadah, tetapi gelodak nafsu yang licik menipu.


Ustaz tak tahu nak start dari mana. Tetapi subjek utama dalam masalah ini adalah diri ukhti sendiri. Bukan soal teman lelaki ukhti, bukan soal apa yang Allah qadha dan qadarkan ke atas ukhti, bukan bakal anak yang nanti terkesan oleh dosa yang sedang dilakukan hari ini. Semuanya adalah persoalan diri ukhti sendiri. Sama ada ukhti mahu mengubah keadaan ini atau tidak. Itu sahaja.


Jika ukhti benar-benar mahu bertaubat, taubat dari belenggu dosa seperti ini harus disertakan dengan hijrah. Jika setiap kali bertemu dengan si dia mengingatkan ukhti kepada dosa yang ‘manis’ itu, maka ukhti mesti jujur dalam menilai. Apatah lagi ia bukan hanya soal perasaan. Ia adalah perasaan yang sudah direalisasikan oleh zina kecil sebelum Zina besar sebagaimana yang ukhti jelaskan. Maka ia bukan lagi soal mainan perasaan. Kalian berdua saling menjadi punca maksiat kepada satu sama lain.


Jika hubungan ini diteruskan, ukhti dan teman itu akan memikul kesannya di kemudian hari.Rumahtangga yang dibina selepas banyak kemaksiatan dan keterlanjuran, akan dihukum oleh Allah dengan perasaan syak wasangka yang bakal menyelubungi perkahwinan itu. Masing-masing telah berjaya membuktikan bahawa Allah ‘telah kalah’ dalam perhubungan antum.


Maka, di masa depan nanti, suami akan sentiasa berfikir, jika ukhti berani melawan Allah bersamanya, apa lagi yang mampu menyekat ukhti dari melakukan perkara yang sama dengan lelaki lain. Ukhti juga akan berfikir, jika dia pernah berani beberapa kali membelakangkan Allah dalam perhubungan ini bersama ukhti, apa yang boleh menghalangnya dari melakukan perkara yang sama dengan perempuan lain.


Inilah yang ustaz temui di sepanjang pengalaman hidup, bertemu dengan pasangan yang pernah berdosa sebelum berumahtangga. Amat berat hukuman Allah apabila sebuah rumahtangga dibina tanpa kepercayaan di antara satu sama lain. Ia adalah hukuman dunia sebelum hukuman Akhirat.


Jika ukhti dan si dia masih bertarung dengan perasaan, maka ustaz boleh menasihati agar kalian saling berusaha untuk menjaga diri dan mempercepatkan perkahwinan. Tetapi ukhti dan si dia sudah saling bersentuhan, maka sama ada segeralah berkahwin, jika berani berdepan dengan risiko itu (mudah-mudahan terhindar dengan taubat bersama yang benar-benar tulen) atau saling berhijrahlah antum dengan meninggalkan satu sama lain, sejauh mungkin. Mulakan hidup baru dan mohonlah petunjuk dari-Nya.


Ustaz bersimpati dengan gelora yang ukhti hadapi tetapi ustaz enggan menghulurkan simpati itu andai ia menyebabkan ukhti mendapat ketenangan kerana tidak ada sumber penyelesaian kepada konflik ini kecuali taubat dan hijrah.


Lelaki dan perempuan yang baik bukanlah yang memakai kosmetik Islam pada sms berbau Islam atau pakaian berwarna Islam, tetapi pada kekuatan menghalang diri dari saling mengotorkan pasangan dengan maksiat. Betulkan kembali penilaian ukhti terhadap si dia yang ukhti katakan ‘baik’.


Sesungguhnya cabaran selepas berkahwin adalah jauh lebih berat berbanding dengan sekadar cabaran mengelak dari zina sebelum kahwin. Jika ini pun gagal, muhasabahlah diri segera sebelum melangkah ke usia dewasa yang lebih mencabar itu.
Ustaz doakan ukhti beroleh kekuatan dan petunjuk dari Allah untuk menyusun kembali kehidupan. Maaf andai bahasanya pahit, tetapi dalam pahit itu selalu ada penawarnya.
Tiada siapa yang mampu membantu ukhti kecuali ukhti sendiri sebagai tuan empunya badan dan kehidupan……………………..Salam dan doa dari ustaz.

Teman Lelaki Bukan Islam – “Pastikan dia mencintai Islam sebelum mencintai anda. Jika tidak, dibimbangi bukan anda yang mengislamkan dia tetapi dia yang akan menarik anda kepada agamanya. Kerana taktik sebegini sudah lama digunakan di Malaysia untuk melunturkan akidah anak Islam. Belajarlah menyayangi agama dahulu sebelum menyayangi orang berlainan akidah. Jangan sampai kerana cinta, akidah tergadai.”